Senin, 14 Desember 2015

Leader of Surabaya

Leader of Surabaya
Cak dan Ning = Surabaya!




Terpilih menjadi ketua Paguyuban Cak dan Ning Surabaya sejak Desember 2014 menjadi sebuah tantangan baru bagi pemilik nama lengkap M Tsaqib Abdurrahman (23).  Tugas yang diembannya tak bisa dibilang mudah, lantaran ia harus bertanggung jawab membawa sebuah organisasi dipundaknya. Tak lama setelah ia terpilih menjadi ketua, permasalahan awal muncul dengan adanya isu yang dikeluarkan pemerintah kota bahwa ajang paling bergengsi di Surabaya yaitu pemilihan Cak dan Ning akan diperpenjang jarak penyelenggaraannya mulai dari setahun sekali menjadi dua tahun sekali.

Sebagai seorang pemuda Surabaya, ia merasa turut bertanggung jawab dalam melestarikan budaya yang ada di Surabaya. “Kalau ajang pemilihan Cak dan Ning disetujui penyelenggaraannya diadakan dua tahun sekali, bisa jadi nanti akan menjadi tiga tahun sekali, empat tahun sekali dan lama kelamaan akan menghilang,” ujar pemuda alumni Universitas Airlangga. Tak mau isu ini menjadi kenyataan, Tsaqib bersama anggota Paguyuban Cak dan Ning Surabaya mengadakan rembukan guna membicarakan isu yang menyebabkan polemik ini. Alhasil keputusan akhir yang didapat semua anggotan paguyuban menolak keputusan pihak pemerintah kota. Akhirnya Tsaqib yang pada saat itu memimpin penolakan tersebut mencoba bernegosiasi dengan pihak pemerintah dan melayangkan tindakan penolakan dengan berbekal alasan yang kuat.

Cak Tsaqib merupakan Ketua Paguyuban Cak dan Ning Surabaya dengan masa jabatan 2014-2016. “Saya baru saja menjabat beberapa bulan sudah melawan Pemerintah kota apalagi 2 tahun nanti? Saya belum bisa membayangkan”, ujar Cak Tsaqib sambil tersenyum.
Selain menyelesaikan masalah mengenai Cak dan Ning yang akan dirubah menjadi 2 tahun sekali, Cak Tsaqib juga merupakan orang yang ikut berjuang dalam membesarkan nama paguyuban Cak dan Ning melalui akun instagram yang di kerjakan olehnya, hingga kini, nama Cak dan Ning memiliki posisi dibawah Abang None yang ada di Jakarta. Cak dan Ning yang merupakan paguyuban asli dari Surabaya, lebih banyak dikenal sebagai ikon dari Jawa Timur oleh beberapa orang, karena Surabaya merupakan ibukota dari provinsi Jawa Timur.

Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Tak banyak orang mengenal kota Surabaya selain ikon kotanya yakni ikan Sura dan Baya. Selain kuliner dan tempat wisatanya, tentu Cak dan Ning Surabaya yang menjadi ciri khas dari kota ini. Lantas jika tidak dilestarikan ajang pemilihan Cak dan Ning ini Surabaya tentu akan kehilangan ciri khasnya. Cak dan Ning Surabaya yang merangkap sebagai Duta Pariwisata menjadi ujung tombak bagi Kota Surabaya dalam memajukan sektor pariwisatanya. Cak dan Ning Surabaya bisa dibilang menjadi tangan kanan pemerintah dalam menangani masalah pariwisata yang ada.


Selain menjadi Ketua Paguyuban Cak dan Ning, Cak Tsaqib juga bekerja membantu Bu Risma untuk berkampanye supaya menang dalam Pilkada 2015 mennjadi Walikota Surabaya untuk yang kesekian kalinya. Diluar kesehariannya yang banyak mengurus permasalahan-permasalahn yang ada di Paguyuban Cak dan Ning, Cak Tsaqib juga menjadi penggerak untuk masyarakat agar memilih Bu Risma sebagai Walikota Surabaya. “Ya, sampingan aja mbak selain itu kan saya juga mendapat pengalaman dan dapat berkenalan dengan banyak orang-orang hebat nantinya”, ujar Cak Tsaqib. Tentunya, jika kali ini Bu Risma yang menjadi pemenang dalam Pilkada 2015 hal ini juga merupakan campur tangan dari tim sukses yang membantu dan mendukungnya dan Cak Tsaqib juga ada didalamnya.

Cak Tsaqib selain bekerja sebagai pemimpin Paguyuban Cak dan Ning, ia juga ikut menjadi Tim Sukses dari Bu Risma, selain itu beliau juga seorang food blogger dimana, dia memiliki sebuah akun instagram yang didalamnya terdapat foto-foto dan review makanan. Pada kegiatannya Cak Tsaqib juga mengajak teman-temannya untuk berpartisipasi dalam kegiatannya ini.

Kamis, 05 November 2015

BEKERJALAH DENGAN IKLAS, SEPERTI KITA BEKERJA UNTUK TUHAN

Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS yang baru berjalan selama 5 tahun, sudah memiliki banyak fasilitas yang memadai. Fikom WM memiliki fasilitas yaitu Laboratorium Fikom yang digunakan untuk proses pembelajaran di bidang jurnalistik seperti lab radio, lab editing, lab televisi, dan juga lab pr. Fakultas Ilmu Komunikasi, juga bekerja sama dengan perusahaan Kompas, sehingga Fikom WM memiliki Kompas Corner. Kompas Corner bertujuan sebagai wadah kreatifitas untuk mahasiswa. Fasilitas yang ada didalam Kompas Corner yaitu Wifi, PIK (Pusat Informasi Kompas), buku bacaan dan tempat untuk pertemuan rapat.
            Terdapat 10 anggota yang tergabung di Kompas Corner, salah satunya adalah Priska Rani Akwila, tergabung dalam Kompas Corner. Gadis yang biasa akrab dipanggil Priska ini, menjadi Bendahara di Kompas Corner. Awal Priska tergabung dalam Kompas Corner ini, saat itu Kompas Corner membuka recruitment anggota baru, seperti biasa mereka melakukan wawancara dan akhirnya Priska diterima.
            Alasan Priska memilih untuk tergabung di Kompas Corners, karena pada dasarnya, Priska sangat senang dengan perusahaan Kompas, serta Priska juga ingin mempunyai pengalaman banyak dengan orang-orang yang bekerja di Kompas. Selain menjadi staf bendahara di Kompas Corner, Priska juga menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, namun Priska mampu membagi waktu dengan jadwal perkuliahan, karena jadwal jaga di Kompas Corner disesuaikan dengan jadwal perkuliahan.

            Hal ini dapat dibuktikan jika kegiatan diluar kampus tidak menggangu jadwal perkuliahan Priska adalah Priska beserta kawan-kawanya pernah mengikuti Lomba Public Relation di Universitas Budi Luhur Jakarta dan meraih peringkat ke dua. Prinsip yang selalu dipegang oleh gadis yang lahir pada tanggal 19 Agustus 1995 ini mengatakan bahwa selama kita masih muda, gunakan masa muda mu dengan sebaik mungkin karena ini hanya kesempatan sekali saja, dan juga Priska berkata “Bekerjalah dengan sebaik mungkin dan penuh dengan keiklasan seperti kita bekerja untuk Tuhan.”

Rabu, 14 Oktober 2015



MASIH FUNGSIKAH FASILITAS UMUM ZEBRA CROSS INI .
   Apakah anda masih ingat dengan nama Zebra Cross? Nah Zebra Cross ini biasanya terletak didepan traffic light atau lampu merah. Zebra Cross ini lebih dikenal dengan warna loreng loreng yaitu hitam dan putih. Setiap traffic light harus mempunyai zebra cross, fungsinya untuk mengakomodasi para pejalan kaki agar dapat menyebrang dengan selamat. Namun apakah masih berfungsi? Saya dan cameramen langsung mencoba melakukan perbedaan  untuk menyeberang di zebra cross di jalan Majapahit dekat Universitas Widya Mandala Surabaya dengan jalan protocol Basuki Rachmat.
   Jalan Majapahit terletak di dekat jalan Dinoyo, dimana jalanan ini terdapat pertigaan yang masing-masing memiliki traffic light dan zebra cross. Jalanan di Majapahit merupakan jalanan yang sangat sempit sehingga sangat mudah sekali terjadi kemacetan disini. Saat saya berada di jalan Majapahit, sudah menunjukan lampu berwarna merah yang artinya berhenti. Namun sangat disayangkan, para pengendara mobil atau pengendara motor melewati batas marka jalan lampu merah, dan mereka lebih memilih untuk berhenti tepat di zebra cross, bahkan ada angkutan umum yang berhenti mendahului zebra cross. Jika banyak pengendara yang melakukan pelanggaran tersebut, dapat mengakibatkan terjadi tabrakan dari arah berlawanan dan dari arah polisi istimewa yang akan berbelok kearah kanan  menuju ke Universitas Widya Mandala jalan dinoyo Surabaya. Akhirnya yang menjadi ancaman adalah nyawa kita sendiri. Setelah melihat, pelanggaran tersebut, akhirnya saya mencoba untuk menyeberang, dan saat saya menyeberang yang terjadi adalah saya kesusahan menyeberang karena banyak sekali pengendara motor dan mobil yang berhenti tepat di zebra cross. Bisa dibuktikan bahwa, fasilitas umum zebra cross yang ada di jalan majapahit tidak bisa difungsikan dengan baik akibat para pengendara motor dan mobil yang berhenti di zebra cross.
   Setelah kami melakukan percobaan sederhan yaitu menyeberang di zebra cross di jalan majapahit, saya pun beralih ke jalan protocol yaitu basuki rahmat. Alasan saya mengambil jalan di daerah basuki rachmat karena di depan gedung Gramedia Expo. Depan gedung Gramedia Expo tidak ditemukanya traffic light namun terdapat fasilitas penyeberangan jalan dengan menggunakan tombol. Cara penggunaanya adalah dengan menekan tombol yang ada disitu, dengan menekan tombol tersebut maka akan keluar bunyi dimana bunyi tersebut sebagai peringatan kepada para pengendara untuk berhenti karena ada pejalan kaki yang ingin menyeberang. Nah, pejalan kaki itu diberi waktu selama satu menit untuk menyeberangi zebra cross. Dijalan protocol basuki rachmat ini fasilitas menyeberang jalan yaitu zebra cross sangat berfungsi dengan baik, dan para pengendara motor dan mobil sangat menghargai para pejalan kaki yang akan menyeberang. Di jalan basuki rachmat terdapat juga polisi yang sedang mengawasi daerah tersebut sehingga membuat para pengendara enggan melakukan pelanggaran.
   Setelah saya melakukan percobaan kecil di jalan majapahit dan jalan basuki rachmat saya menyimpulkan bahwa para pengendara masih belum bisa mengharagai pejalan kaki yang sedang menyeberang buktinya saat di jalan majapahit masih banyak sekali para pengendara yang berhenti tepat di zebra cross, sangat berbeda halnya dengan fasilitas zebra cross di jalan basuki rachmat, para pengendara begitu menghargai pejalan kaki yang ingin menyeberang. Harapan saya adalah para pengendara tidak hanya patuh pada lalu lintas jika ada polisi saja  namun perlu adanya kesadaran besar untuk mau mematuhi setiap marka lalu lintas yang dibuat, tidak hanya itusaja, diharapkan para pengendara tidak hanya mematuhi lalu lintas yang ada dijalan protocol saja namun juga di seluruh jalanan yang ada di Surabaya.

Jumat, 02 Oktober 2015




          
 Hai Flores
        Liburan dikala semua aktivitas perkuliahan sudah selesai merupakan kegiatan yang paling ditunggu-tunggu setelah sekian lama sibuk dengan rutinitas kampus. Liburan yang panjang ini, saya menyempatkan waktu untuk pergi ke kampung halaman saya yaitu Ruteng, Manggarai, Flores. Perjalanan saya diawali dengan menggunakan bis mini yang datang kerumah saya jam 20.00 wib. Bis mini ini mengantarkan saya ke pulau Bali karena saya akan menunggu kapal saya di pelabuhan Tanjong Benoa Bali. Perjalanan dimulai, saatnya petualangan.
            Sesampainya di Bali sekitar jam 9 pagi wib, saya langsung istirahat sejenak dirumah saudara saya di daerah pelabuhan Tanjong Benoa. Keesokan paginya, sekitar jam 7 pagi saya harus berangkat menuju pelabuhan Tanjong Benoa Bali untuk registrasi tiket yang sudah dibali.  Setelah 2 hari perjalanan saya dari Tanjong Benoa Bali menuju ke Laboan Bajo Flores, akhirnya Laboan Bajo sudah ada didepan mata. Laboan Bajo sungguh indah disini, lautnya yang biru terbentang luas disini, karena terlalu lamanya saya menikmati laut biru dan angin laut yang kencang, sepertinya saya harus melanjutkan perjalanan saya menuju Ruteng, Manggarai, Flores. Menyusuri jalanan yang sangat sempit, menambahnya adrenalin perjalanan saya menuju kampong halaman, begitu banyak perbedaan setelah 8 tahun saya tidak pulang ke Flores adalah akses jalan menuju ke Ruteng sudah diperbaiki, sudah tidak ada jalan yang rusak, jadi kita tidak perlu kahwatir jika terjebak di jalan yang rusak dan licin. Perjalanan 4 jam saya dari Laboan Bajo menuju Ruteng sudah sampai, Ruteng sudah banyak perubahan, makin bersih, makin rapi dan makin banyak penduduk yang tinggal disana. Sampailah dirumah opa saya dan saya langsung dijamu cemilan kesukaan saya dan menjadi khas di kota Ruteng yaitu Kompiang. Kompiang merupakan roti bundar, di bagian atas kompiang ditaburi wijen, dan paling enak makan kompiang itu setelah digoreng pakai mentega, karena sensasi ‘krenyes’ nya itu bikin kita mau nambah lagi, ditemani dengan kopi hitam khas Flores yang membuat kehangatan didalam tubuh kita.
Ada juga kuliner khas Ruteng yaitu ikan cara. Rasa dari ikan cara asin dan gurih sekali, asinya itu beda dengan ikan asin, asin di ikan car begitu sangat unik, apalagi aroma khas saat ikan cara itu di goreng membuat selera makan menjadi bertambah. Ikan cara selalu ditemani dengan sayur saondusuk. Sayur saondusuk hanya terdapat di hutan, jadi warga Ruteng yang ingin makan sayur saondusuk harus lari ke hutan. Makanan favorit inilah yang membuat saya selalu rindu akan Ruteng, suasana yang begitu dingin membuat banyak cerita tentang Ruteng. Kalo kalian ke Ruteng, akan terasa lengkap jika makan makanan lezat yang saya ceritakan diatas.

Kamis, 10 September 2015


Berikut beberapa Persamaan dan Perbedaan antara Kompasiana, NET CJ, Detik Forum :
PERSAMAAN :
1. Ketiga media tersebut adalah samasama menggunakan situs online.
2. Beberapa citizen atau pengguna media tersebut samasama menggunakan video dan tulisan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak.
PERBEDAAN :

KOMPASIANA.COM
NET.CJ
DETIK FORUM
DESAIN
1.Begitu rapi, saat muncul di halaman utama sudah muncul berita-berita terbaru.

2. Desain kategori berita sangat rapi,

3. Isinya banyak tulisan dan video yang dibagai beberapa kategori berita yaitu Politik, Gaya Hidup, Bola, Fashion dan masih banyak lagi
1. Sangat rapi serta terstruktur.

2.Warna desain yaitu biru tua dan putih serta font huruf yang sangat simple membuat “enak” untuk dilihat.

3. Para netizen menggunakan video untuk menyampaikan informasi
1. Menggunakan warna putih serta biru.

2. Tata letak nya masih kurang rapi, sehingga saat orang melihat situs tersebut bingung.


VIDEO CJ / PENULISAN BERITA
Penulisan beritanya terstruktur sesuai dengan piramida terbalik.
1.Video cj nya rapi, dari segi pengambilan gambar bagus. Kualitas gambar jernih

2.NetCj juga memberikan kesempatan untuk para netizen untuk ber opini mengenai tempat tinggal mereka, dan nanti akan disampaikan langsung kepada Walikota setempat. Contoh : video Ridwam Kamil yang menyampaikan untuk warga Bandung menyampikan segala opini, saran dan kritik mengenai kota Bandung.
Video nya rapi, segi pengambilan gambar juga sangat bagus dalam pengambilan anggle
IKLAN
Iklan sangat banyak, bisa dilihat bahwa Kompasiana ini banyak pemasukan
Iklanya tidak ada sama sekali.
Tidak ada iklan.
BAHASA PENULISAN
Sangat sesuai dengan susunan Piramida Terbalik, tidak hanya itu saja dalam Kompasiana juga ada penulisan berita feature yang sangat menarik untuk dibaca
Enak didengar, dan terstruktur
Sangat sesuai dengan susunan Piramida Terbalik, tidak hanya itu saja dalam Kompasiana juga ada penulisan berita feature yang sangat menarik untuk dibaca

ANALISIS
            Jurnalisme warga adalah aktifitas jurnalis yang dilakukan oleh warga biasa yang bukan wartawan. Konsep jurnalisme warga atau biasa disebut citizen journalism, didasarkan untuk warga yang berperan aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, analisis, dan menyebarkan berita serta informasi. Berita atau informasi yang diproduksi oleh jurnalisme warga akan disebarluaskan melalui media blog, majalah, radio, atau media yang lain.
            Seorang jurnalisme warga harus menguasai dasar ilmu jurnalistik yaitu harus mengetahui pengertian berita, 5W+1H, nilai-nilai berita, struktur berita, serta kode etik jurnalistik. Dengan adanya wadah citizen journalism ini, sangat memudahkan kita untuk menyampaikan segala aspirasi, opini, kritik dan saran mengenai isi hati kita terhadap penjabat. Serta kita juga dapat membantu masyarakat untuk menyampaikan kondisi dan situasi tentang apa yang terjadi disekitar mereka.



KOMPASIANA.COM



NET.CJ


DETIK FORUM

Gratia Adur
1423013084