Jumat, 02 Oktober 2015




          
 Hai Flores
        Liburan dikala semua aktivitas perkuliahan sudah selesai merupakan kegiatan yang paling ditunggu-tunggu setelah sekian lama sibuk dengan rutinitas kampus. Liburan yang panjang ini, saya menyempatkan waktu untuk pergi ke kampung halaman saya yaitu Ruteng, Manggarai, Flores. Perjalanan saya diawali dengan menggunakan bis mini yang datang kerumah saya jam 20.00 wib. Bis mini ini mengantarkan saya ke pulau Bali karena saya akan menunggu kapal saya di pelabuhan Tanjong Benoa Bali. Perjalanan dimulai, saatnya petualangan.
            Sesampainya di Bali sekitar jam 9 pagi wib, saya langsung istirahat sejenak dirumah saudara saya di daerah pelabuhan Tanjong Benoa. Keesokan paginya, sekitar jam 7 pagi saya harus berangkat menuju pelabuhan Tanjong Benoa Bali untuk registrasi tiket yang sudah dibali.  Setelah 2 hari perjalanan saya dari Tanjong Benoa Bali menuju ke Laboan Bajo Flores, akhirnya Laboan Bajo sudah ada didepan mata. Laboan Bajo sungguh indah disini, lautnya yang biru terbentang luas disini, karena terlalu lamanya saya menikmati laut biru dan angin laut yang kencang, sepertinya saya harus melanjutkan perjalanan saya menuju Ruteng, Manggarai, Flores. Menyusuri jalanan yang sangat sempit, menambahnya adrenalin perjalanan saya menuju kampong halaman, begitu banyak perbedaan setelah 8 tahun saya tidak pulang ke Flores adalah akses jalan menuju ke Ruteng sudah diperbaiki, sudah tidak ada jalan yang rusak, jadi kita tidak perlu kahwatir jika terjebak di jalan yang rusak dan licin. Perjalanan 4 jam saya dari Laboan Bajo menuju Ruteng sudah sampai, Ruteng sudah banyak perubahan, makin bersih, makin rapi dan makin banyak penduduk yang tinggal disana. Sampailah dirumah opa saya dan saya langsung dijamu cemilan kesukaan saya dan menjadi khas di kota Ruteng yaitu Kompiang. Kompiang merupakan roti bundar, di bagian atas kompiang ditaburi wijen, dan paling enak makan kompiang itu setelah digoreng pakai mentega, karena sensasi ‘krenyes’ nya itu bikin kita mau nambah lagi, ditemani dengan kopi hitam khas Flores yang membuat kehangatan didalam tubuh kita.
Ada juga kuliner khas Ruteng yaitu ikan cara. Rasa dari ikan cara asin dan gurih sekali, asinya itu beda dengan ikan asin, asin di ikan car begitu sangat unik, apalagi aroma khas saat ikan cara itu di goreng membuat selera makan menjadi bertambah. Ikan cara selalu ditemani dengan sayur saondusuk. Sayur saondusuk hanya terdapat di hutan, jadi warga Ruteng yang ingin makan sayur saondusuk harus lari ke hutan. Makanan favorit inilah yang membuat saya selalu rindu akan Ruteng, suasana yang begitu dingin membuat banyak cerita tentang Ruteng. Kalo kalian ke Ruteng, akan terasa lengkap jika makan makanan lezat yang saya ceritakan diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar