Hai Flores
Liburan dikala semua aktivitas
perkuliahan sudah selesai merupakan kegiatan yang paling ditunggu-tunggu
setelah sekian lama sibuk dengan rutinitas kampus. Liburan yang panjang ini,
saya menyempatkan waktu untuk pergi ke kampung halaman saya yaitu Ruteng,
Manggarai, Flores. Perjalanan saya diawali dengan menggunakan bis mini yang
datang kerumah saya jam 20.00 wib. Bis mini ini mengantarkan saya ke pulau Bali
karena saya akan menunggu kapal saya di pelabuhan Tanjong Benoa Bali.
Perjalanan dimulai, saatnya petualangan.
Sesampainya di Bali sekitar jam 9
pagi wib, saya langsung istirahat sejenak dirumah saudara saya di daerah
pelabuhan Tanjong Benoa. Keesokan paginya, sekitar jam 7 pagi saya harus
berangkat menuju pelabuhan Tanjong Benoa Bali untuk registrasi tiket yang sudah
dibali. Setelah 2 hari perjalanan saya
dari Tanjong Benoa Bali menuju ke Laboan Bajo Flores, akhirnya Laboan Bajo
sudah ada didepan mata. Laboan Bajo sungguh indah disini, lautnya yang biru
terbentang luas disini, karena terlalu lamanya saya menikmati laut biru dan
angin laut yang kencang, sepertinya saya harus melanjutkan perjalanan saya
menuju Ruteng, Manggarai, Flores. Menyusuri jalanan yang sangat sempit,
menambahnya adrenalin perjalanan saya menuju kampong halaman, begitu banyak perbedaan
setelah 8 tahun saya tidak pulang ke Flores adalah akses jalan menuju ke Ruteng
sudah diperbaiki, sudah tidak ada jalan yang rusak, jadi kita tidak perlu
kahwatir jika terjebak di jalan yang rusak dan licin. Perjalanan 4 jam saya
dari Laboan Bajo menuju Ruteng sudah sampai, Ruteng sudah banyak perubahan,
makin bersih, makin rapi dan makin banyak penduduk yang tinggal disana.
Sampailah dirumah opa saya dan saya langsung dijamu cemilan kesukaan saya dan
menjadi khas di kota Ruteng yaitu Kompiang. Kompiang merupakan roti bundar, di
bagian atas kompiang ditaburi wijen, dan paling enak makan kompiang itu setelah
digoreng pakai mentega, karena sensasi ‘krenyes’ nya itu bikin kita mau nambah
lagi, ditemani dengan kopi hitam khas Flores yang membuat kehangatan didalam
tubuh kita.
Ada
juga kuliner khas Ruteng yaitu ikan cara. Rasa dari ikan cara asin dan gurih
sekali, asinya itu beda dengan ikan asin, asin di ikan car begitu sangat unik,
apalagi aroma khas saat ikan cara itu di goreng membuat selera makan menjadi
bertambah. Ikan cara selalu ditemani dengan sayur saondusuk. Sayur saondusuk
hanya terdapat di hutan, jadi warga Ruteng yang ingin makan sayur saondusuk
harus lari ke hutan. Makanan favorit inilah yang membuat saya selalu rindu akan
Ruteng, suasana yang begitu dingin membuat banyak cerita tentang Ruteng. Kalo
kalian ke Ruteng, akan terasa lengkap jika makan makanan lezat yang saya
ceritakan diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar